Blog berantai: Sepuluh hal tentang saya

Blog berantai cukup unik untuk menyambungkan suatu ide dari satu blogger ke blogger lain. Saya dengan sukarela menawarkan diri untuk berpartisipasi setelah membaca tulisan teman saya, Leonnie. Tak ada kewajiban, tak ada batas waktu, dan tak ada hukuman. Saya melihatnya sebagai tantangan. Pada kenyataannya, menulis tentang diri pribadi gampang-gampang susah. Setelah memikirkannya kurang lebih dua minggu, inilah apa yang bisa saya bagi, sepuluh hal tentang saya.

  1. Ayah dari tiga orang anak perempuan, tahun kelahiran mereka berdekatan (05 06 08). Jelas, dalam konteks family planning, kelahiran mereka tidak terencana, tapi tak satupun yang tidak diinginkan (unplanned but not unwanted). Saya selalu merindukan mereka, dan bersyukur hidup bersama seorang isteri yang juga berjuang untuk keluarganya. Oh iya, saya yang paling ganteng di rumah, sejauh ini.
  2. Sepertinya saya seorang pelupa yang akut. Orang yang baru saya kenal, apalagi kalau hanya berbincang sebentar, biasanya akan terlupa namanya lima menit setelah berpisah. Jarang sekali saya bisa mengingat mimpi beberapa menit setelah saya terbangun, hanya ingat bahwa saya mimpi.Saya juga sering lupa hal-hal yang harus saya kerjakan, jadi saya menggunakan fitur pengingat di HP. Masalahnya, saya sering lupa mengisi kalender.
  3. Pemalas, juga pembuang waktu alias procrastinator. Saya suka bermalas-malasan bersama anak-anak. Dan bermain-main dengan mereka sambil membuang-buang waktu adalah — di satu sisi — hiburan hati dan jiwa yang sangat berharga. Tentu, bukan dalam hal ini saja saya membuang waktu.
  4. Bolehlah saya menyebut diri saya sebagai blogger dan plurker. Saya punya blog walaupun jarang saya isi, maklum, saya kan pemalas. Saya juga aktif di Plurk, sebuah wadah sosialisasi dan pertemanan, yang juga cocok sebagai media pembuang waktu. Tertarik? Klik di sini (promosi, hehe)
  5. Ketertarikan saya pada kegiatan berkebun berawal ketika saya membeli sebidang tanah seluas kurang lebih 1000 m2 di wilayah Kabupaten Bogor. Saya belajar dari nol, mencoba dan menjalani prosesnya sendiri, sejak menyiapkan lahan (termasuk mengukur dan mencangkul), menyemaikan benih, menanam bibit, hingga pemeliharaan dan panen, berbagai jenis tanaman. Karena satu dan lain hal, kebun itu saya tinggalkan untuk sementara. Untungnya setelah punya rumah sendiri, saya menemukan kesempatan lagi untuk berkebun di halaman rumah.
  6. Saya kurang suka basa-basi, tapi kalau harus melakukannya — karena banyak situasi yang menuntut demikian — saya akan melakukannya. Di sisi lain saya gampang marah dan gampang tidak suka, bahkan terhadap hal-hal kecil dari orang lain. Saya berusaha mengatasi hal ini — buat saya ini masalah — dengan mencoba memperbesar toleransi dan sedapat mungkin berpikir positif, meski kadang-kadang saya meledak juga.
  7. Suka belajar hal-hal baru, biasanya secara otodidak. Saya lebih suka mencari sendiri jawaban, atau setidaknya petunjuk, dari sebuah permasalahan, barulah saya bertanya kepada orang yang lebih mengerti, jika diperlukan.
  8. Kopi favorit saya adalah kopi hitam tanpa gula, tapi saya juga bisa menikmati kopi instan semacam cappucino atau coffee mix. Saya kesulitan menikmati masakan manis, gudeg misalnya. Saya harus selalu ingat untuk memesan masakan tanpa kecap. Rokok sudah menjadi teman sehari-hari, saya akan kesal jika kehabisan persediaan rokok ketika harus bekerja. Tapi, yang lebih menyebalkan kalau saya punya rokok tapi tidak punya korek.
  9. Bisa dibilang saya menyukai hampir semua jenis musik, namun saya sering kesulitan menikmati musik jazz kecuali sangat sedikit di antaranya. Saya juga tidak mengerti kenapa. Kadang-kadang saya hanya menyukai aspek musikalitas sebuah lagu, tapi tidak suka liriknya. Kalau harus menyebutkan penyanyi atau band favorit, maka nama yang muncul adalah Iwan Fals dan U2.
  10. Tidak peduli saya tidur jam berapa, saya selalu susah bangun pagi, rata-rata saya bangun paling pagi jam 6. Kalau ada agenda yang sangat pagi, misalnya berangkat ke suatu tempat jam 5 atau 6, saya memilih tidak tidur karena takut kebablasan. Masih berkaitan dengan pagi, saya selalu menyempatkan untuk BAB di pagi hari, dengan posisi jongkok. Meskipun sedang menggunakan kloset duduk, saya tetap jongkok. Syukur-syukur jika ada pelapis khusus untuk menjejakkan kaki, kalau tidak ada, saya harus mengingat untuk selalu membersihkan bekas tapak kaki saya supaya tidak merugikan orang yang BAB dengan gaya duduk.

Dan sekarang saatnya meneruskan rantai ini ke Arie, Dadan, Rara, dan Venus. Seperti sudah saya sebutkan, meneruskan rantai ini tidak wajib. Ini akan menjadi tantangan tersendiri, karena masih banyak yang belum melakukan. Mari kita lihat, sampai sejauh mana rantai ini tersambung. Kalau ada yang tertarik berpartisipasi, silahkan hubungi saya, atau tulis saja di komentar. Saya tunggu! (N.B: gambar rantai diambil tanpa permisi dari sini).

Update

Blogged with the Flock Browser

14 Tanggapan

  1. […] off, read this contact’s source then you’ll see the reasons why I’m writing this blog post […]

  2. Yaela, kena deh :D

  3. @arie: thanks for joining.

    @venus: simbok pasti bisa, semangat mbok hihihi

  4. salam kenal tukeran link yukk

  5. Wah kena juga..
    Wekeke dah lama nggak dapat hal-hal kayak gini :D

  6. gw juga kena…
    oke deh… nanti saya bikin juga…
    sabar ya… gak ada batas waktu kan…

  7. @rara, @dadan: ditunggu :)

  8. bagus…bagus…. sip… perlu dicontoh sebagai bloger baru

  9. […] Hasant, a friend who loves gardening and the handsomest person in his home. – 02/11/2008 […]

  10. gw ga kena.. agh… nanti saja kalo begitu :P

  11. @achill: baiklah, kamu di-tag

  12. ikutan ngasih saran dikit ya pak…

    teman saya pernah ngelami kecelakaan jongkok di kloset duduk, lagi enak2nya ngerepai si ku***g keluar tiba2 klosetnya pecah. akibatnya lumayan parah loh pak…pahanya harus dijahit…lebih hati2 aja

  13. […] ke blogger lain. Saya dengan sukarela menawarkan diri untuk berpartisipasi setelah membaca tulisan teman saya. Tak ada kewajiban, tak ada batas waktu, dan tak ada hukuman. Saya melihatnya sebagai tantangan. […]

  14. bener sekali, kita memang mumpung masih muda jadi tidur terasa gak penting demi yang disukai, tapi sadar atau tidak sadar sebenarnya itu menabung kerugian dimasa mendatang ex: kesehatan terganggu.. heheheh

Tinggalkan Balasan ke madzz Batalkan balasan