Biopori di halaman rumah

Akhirnya jadi juga saya mempunyai lubang resapan biopori (LRB), atau yang lebih dikenal dengan lubang biopori. Rumah saya ada di kompleks perumahan Mutiara Bogor Raya, Katulampa, Bogor Timur, yang mulai dibangun awal 2007. Di atas halaman yang luasnya kurang lebih 25 meter persegi saya membuat sekitar 34 lubang silinder, ditambah empat lubang memanjang. Mulut lubang disemen untuk dudukan loster sebagai penutup. Dengan biopori kita menyelesaikan sebagian persoalan sampah, memperoleh pupuk, dan membantu mencegah banjir. Khusus untuk yang terakhir ini, terutama dalam konteks pencegahan dan penanganan banjir skala nasional, usaha saya membuat biopori mungkin tidaklah signifikan jika hanya sendirian. Pada kenyataanya, sudah banyak yang menyuarakan dukungan nyata terhadap biopori (lihat daftar di bagian bawah). Hari ini dan di masa mendatang, kita butuh lebih banyak lagi biopori. Jadi, mari ramai-ramai membuat biopori!

Halaman dengan lubang biopori Halaman dengan lubang biopori yang telah disemen

Sedikit intro…. Biopori adalah lubang sedalam 80-100cm dengan diameter 10-30 cm, dimaksudkan sebagi lubang resapan untuk menampung air hujan dan meresapkannya kembali ke tanah. Biopori memperbesar daya tampung tanah terhadap air hujan, mengurangi genangan air, yang selanjutnya mengurangi limpahan air hujan turun ke sungai. Dengan demikian, mengurangi juga aliran dan volume air sungai ke tempat yang lebih rendah, seperti Jakarta yang daya tampung airnya sudah sangat minim karena tanahnya dipenuhi bangunan.

Teknologi biopori yang dicetuskan oleh Ir. Kamir R. Brata, Msc dari Institut Pertanian Bogor (IPB) ini memanfaatkan aktifitas organisme kecil dan sejumlah mikroorganisme untuk menguraikan sampah organik di dalam lubang. Makhluk-makhluk yang hampir tidak pernah hadir dalam ruang sadar kita ini membuat lubang-lubang kecil di dinding lubang selama proses penguraian. Dalam waktu 2-4 minggu, proses penguraian menghasilkan pupuk yang berguna sebagai nutrisi tanaman dan menyehatkan tanah.

Pembuatan lubang biopori yang memanjang Lubang biopori memanjang yang telah selesai

Proses pembuatan…. Membuat lubang biopori bukan pekerjaan susah, hanya memang memerlukan daya yang cukup besar. Kedalaman lubang yang disarankan adalah 80-100 cm, kedalaman yang memungkinkan organisme pengurai bekerja dengan optimal. Sedangkan diameter yang disarankan adalah 10-30 cm. Karena saya membuatnya di halaman rumah, maka 10 cm lebih proporsional. Pekerja saya menggali lubang-lubang secara manual menggunakan peralatan sederhana seperti pipa paralon, bambu, dan linggis. Jika ketemu lapisan batu penggalian dialihkan ke titik lain. Jika tanah terlalu keras dasar lubang diairi secukupnya dan penggalian diteruskan setelah air meresap. Sebenarnya IPB menyediakan alat bor tapi pada saat itu saya belum berpikir untuk berinvestasi. Setelah lima hari, jadilah sebanyak 34 lubang silinder dan empat lubang memanjang. Meskipun angka ini sebenarnya terlalu banyak, tapi saya tidak menyesalinya.

Penggalian lubang dilakukan pertengahan Februari ketika Bogor sedang mengalami puncak musim hujan. Waktu yang lebih baik tentu saja ketika hujan tidak sedang turun. Saya memilih loster sebagai penutup lubang. Loster biasanya digunakan sebagai lubang angin yang dipasang di dinding WC atau dinding rumah yang menghadap keluar. Satu buah loster dipotong untuk dua lubang. Untuk memperkuat kedudukan loster sekeliling mulut lubung disemen sehingga cukup kokoh jika kita berjalan di atasnya. Dengan ditutupnya lubang kaki tidak akan kejeblos, apalagi anak saya masih kecil-kecil dan senang bermain-main di halaman.

Loster dipotong dua sebagai tutup lubang biopori Loster penutup lubang biopori

Pengisian…. Sekarang waktunya membuang sampah, eh maksudnya mengisi lubang biopori. Sejak awal saya sudah merencanakan untuk memisahkan sampah organik dan sampah non-organik. Saya ingin membuat pupuk bokashi melalui fermentasi sampah organik dengan bantuan aktivator EM4. Di dapur saya menyediakan dua tempat sampah, sebut saja S (sampah) dan B (biopori), yang masing-masing diberi kantong plastik. Pada prinsipnya semua bahan dari makhluk hidup masuk dalam kategori organik. Namun untuk mengisi tempat sampah B saya membatasi pada bahan-bahan yang lebih mudah terurai seperti sisa sayur dan potongan tempe/daging/ikan yang tidak terpakai. Juga sisa makanan yang tidak habis dimakan, sisa makanan lain seperti roti dan cemilan, ampas kopi, dan kantung teh celup, masuk ke B.

Tulang ayam dan tulang sapi, bonggol jagung, serta kulit telur walaupun masuk kategori organik, saya masukkan ke tempat sampah S. Di tempat sampah ini bergabung kertas, besi, plastik, kayu, kain, dan benda-benda lain yang tidak mungkin atau sulit terurai. Hampir setiap hari saya mengambil kantong plastik dari tempat sampah B, membuka loster, memasukkan isi kantong plastik ke lubang, dan menutup lubang kembali. Kantong plastik kemudian saya satukan ke tempat sampah S yang selanjutnya di tempatkan di bak sampah luar rumah.

Lubang biopori di antara tanaman pohon

Sesekali waktu, saya merapikan tanaman dengan memotong daun, bunga yang mulai layu, sulur yang kepanjangan, atau memotong rumput dan ranting pohon seperlunya. Sampah yang dihasilkan dari proses ini langsung saya masukkan ke lubang-lubang terdekat. Agar merapat ke dasar, bumbungan sampah hijau ini saya dorong dengan tongkat. Jarang saya menyadari atau memikirkan apakah sebenarnya saya sedang membuang sampah (organik), atau sedang membuat pupuk, atau sedang berbiopori ria. Ah sudahlah, itu tidak penting, bukan?

Lubang biopori di tataran paving block Empat lubang biopori di lahan sempit

Sekedar evaluasi…. Terus terang saya tidak berpikir cukup panjang tentang penggunaan loster sebagai penutup lubang, saya tidak tahu seberapa bagus hasilnya dibandingkan dengan bahan lain, misalnya tutup lubang saluran air yang sering digunakan di WC. Beberapa titik sepertinya kurang efektif sehubungan dengan laju air. Sekitar lima sampai enam lubang kurang dalam karena terhadang lapisan batu, sayangnya pekerja saya tidak memindahkan penggalian dan malah menyemen mulut lubang yang dangkal.

Menjemur kasur, bukan menjemur anak. Apa hubungannya dengan biopori ya?

Sesekali menjemur kasur, mumpung matahari lagi terik,
dan sedang tidak ada yang diisikan ke lubang

Informasi lain:
Mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan pencantuman tautan di halaman ini. Silahkan tuliskan di kotak komentar jika ada keberatan. Daftar ini hanya sebagian kecil dari yang bisa ditemukan di Google.

Situs biopori
Biopori di Wikipedia

Biopori dalam media:
Pencetus Lubang Resapan Akan Diberi Penghargaan – Senin, 11 Juni 2007
Penerapan Biopori di Setu Babakan – KOMPAS CYBER MEDIA
Peringati Hari Bumi, Bogor Buat 5.250 Biopori News Lingkungan
news.okezone.com : Pemkot Tangerang Bangun Biopori Atasi Banjir
Kompas-TV.com – Tips Membuat Lubang Resapan Biopori
Jakarta Bangun Sejuta Lubang Resapan Biopori – KOMPAS CYBER MEDIA
ANTARA :: Peringati Hari Bumi, Bogor Buat 5.250 Biopori
ANTARA :: Rektor IPB Nilai Pemkab Bogor Tidak Adil
BeritaJakarta.com :: Pemkot Jakpus Sosialisasikan Biopori
BeritaJakarta.com :: Hemat Air, Masjid Dilengkapi Lubang Resapan …
Breaking News – 22.407 Lubang Resapan Biopori Segera Dibuat Di 6 …
Pendidikan – 3000 Mahasiswa IPB Diterjunkan Ke Masyarakat Buat …
Ir. Kamir R. Brata Msc: Atasi Banjir dengan Teknologi Lubang …
Harian Umum PELITA
Bagaimana cara agar Ibukota negara tidak selalu mendapat kiriman …
:. Jakarta-Utara.com: Sunter Agung, Wagub Sosialisasikan Lubang …
|| Jawa Pos Online ||
KapanLagi.com: Biopori, Solusi Teknologi Atasi Banjir
3.000 Mahasiswa IPB Jadi Relawan Pembuatan Biopori – Sabtu, 07 …
Kompas.Com – Lubang Biopori Cara Murah Antisipasi Banjir
Lintas Berita – LUBANG RESAPAN BIOPORI (LBR)
Mengurangi Banjir Bandang, Biopori Dicanangkan :: Berita Laporan …
Teknologi Biopori, Solusi Tepat Atasi Banjir – MediaCenter
Pos Metro Balikpapan Online :: Pangdam Serahkan Biopori
Print Cibubur dan Bogor IPB diminta sosialisasi biopori di Bekasi …
Kota Bogor Buat 5.250 Biopori
Lubang Resapan Biopori Kurangi Banjir
Meredam Banjir Lewat Biopori
Nova online » News » Peristiwa » Membuat Lubang Resapan Sendiri
Tempointeraktif.com – Bogor Buat 5250 Lubang Biopori
Tempointeraktif.com – Bekasi Bangun Sumur Biopori
Tribun Kaltim Online – Biopori Proses Kompos paling Alami
Tribun Kaltim Online – Jakarta Butuh 76 Juta Lubang Resapan Biopori

Biopori dalam blog:

Tumpal: Panen Kompos Biopori
abu’s Site – BIOPORI Untuk Bumi Kita
Biopori-Langkah Kecil Menyelamatkan Bumi « for a change
Biopori yang anti banjir (minimize)
BIOPORI
ALL ABOUT DINA – Dengan Biopori, s’lamatkan Bandung dari …
Blog Gue – Biopori
Biopori Menopang Kehidupan Tanah « informasi seputar bencana
Agregasi Berita Indonesia » Kompas.com – metropolitan » Penerapan …
Pencetus Lubang Resapan Akan Diberi Penghargaan « Blogger IPB
Biopori Against Banjir (Kanal) dan Kekeringan – Cerita Pendek …
ini sampahku… :: Yagitudeh: Biopori :: January :: 2008
Lingkungan: Lubang Resapan Biopori
sampah diolah menjadi berkah: PENGOMPOSAN ANAEROB BERBAU BUSUK?
Cerita Pendek Warna-Warni Dunia Shinichi: Biopori Against Banjir …
dwihartono.com » Kamir Brata dan Lubang Biopori
Lubang Resapan Biopori « Story of Life
Hati Beriman: Kecil Lubangnya Besar Manfaat
Lubang Biopori Cara Murah Antisipasi Banjir | Hot Info Jawa Bali …
MENCEGAH BANJIR LEWAT LUBANG SERAPAN BIOPORI « NULES-NULES
Inspirasi – Membuat Resapan Air Biopori «
Biopori sebagai Peresap Air yang Mengatasi Banjir dan Sampah …
B R O K E N E A R T H – Kamir R. Brata, Penemu Teknologi Biopori
Jumadi’s Site – Teknologi Biopori; Solusi untuk Bumi
LUBANG RESAPAN BIOPORI « Catatan Bayu Listiaji
Fresh from the Kendi: Membuat sumur biopori yang efektif
Ada Kompos dan Lubang Biopori di Musrenbang « Marumpa’s Weblog
MNH 36’s Web – IPB Kembangkan Teknologi Biopori untuk Atasi …
Catatan Si Pay: Lubang Resapan Biopori
Catatan Bang Adung – Lubang Resapan Biopori
Everything at the same time: Coba-coba Lubang Biopori
papajo: Cegah Banjir dengan Biopori
For The Beauty Of This Earth – Lubang Biopori Bisa Cegah Banjir
Solusi Teknologi Atasi Banjir « Kamu tahu..??
3.000 Mahasiswa IPB Jadi Relawan Pembuatan Biopori « .: swidodo :.
asrama sylvasari ipb – Cegah Banjir dengan LRB
Penemu Lubang Biopori Dapat Penghargaan « Creative Ideas For Life
if its not us, who. if its not now, when..?
|Elitha-Eri Weblog| | Lubang Serapan Biopori Solusi Lingkungan 3 in 1
Suparlan.com – Artikel – Gerakan Nasional Biopori
Arsitek, Pakailah Biopori ! | wastumaya
Biopori, Teknologi Solusi Banjir – WikiMu

Biopori dalam diskusi:
Cara Membuat Lubang Resapan Biopori
SAVE OUR LAND! Yuk, bikin biopori. – Fashionese Daily Forums
Di Jakarta efektifkah dibuat biopori atau sumur resapan? – DetikForum
lingkungan : Message: Re:Kompas 31-Jan-08: Alat Lubang Resapan …
puskur : Message: Lubang Biopori Cara Murah Antisipasi Banjir
Yahoo! Answers – Sumur resapan/biopori tak mampu perbaiki kualitas …
Tahajjud-Call : Message: FW:OOT – Biopori, resapan mengurangi banjir
Forum Institut Pertanian Bogor • View topic – INFO BIOPORI
[Ayahbunda-Online] FW:OOT – Biopori, resapan mengurangi banjir
[Forum Pembaca KOMPAS] Selamatkan Jakarta dengan Biopori

Biopori di pemerintahan:
Pemerintah Kota Makassar – Contoh Upaya Konservasi Air Tanah
BangunPraja Jakarta Selatan 2008 – Teknologi lubang resapan biopori
Pemerintahan Kota Bogor – Penghargaan Untuk Rektor IPB Dan …

Blogged with Flock

Tags: , , , , , , ,

101 Tanggapan

  1. Terima kasih telah berbuat untuk bangsa dan negara. Semoga apa yang kita perjuangkan terwujud. Saya sangat mendukung dan bangga dengan upaya yang anda lakukan. Salam kenal dari saya.

  2. Terima kasih atas dukungannya, Pak Marumpa. Tapi kalo ukurannya untuk bangsa dan negara, rasanya ini belum ada apa-apanya. Senang berkenalan dengan dengan Bapak. Sayangnya Bapak tidak mencantumkan alamat situs, barangkali bisa lebih memaknai “kita” dan “perjuangkan” seperti yang Bapak bilang. Eh maaf, Pak, saya cuma bercanda :-)

  3. menarik banget… saya baru berencana membuat lubang biopori..

    penempatan lubang2nya rapi banget n ngga berkesan ada ‘tempat sampah multifungsi’ di situ..

  4. Terima kasih, Melissa. Kalo boleh saya sarankan, dalam perencanaan pertimbangkan jumlah dan jarak antar lubang disesuaikan dengan luas lahan secara keseluruhan. Saya sendiri tidak menggunakan perhitungan khusus, pake feeling aja. Perhitungan/rumus dari pembuatnya terlalu rumit buat saya :-)

    • Dear Pak San (maaf tidak tahu kepanjangannya …)
      Salam kenal, nama saya Roy dari Surabaya.
      Saya tertarik dengan pengalaman bapak membuat biopori rumahan.
      Begini, ortu saya baru saja membeli rumah di Sidoarjo. Waktu saya mau mulai merenovasi, segera saja masalah bermunculan, … mulai dari rencana peninggian lantai kepentok plafon. Kalo plafon dinaikkan berarti bongkar atap dan itu berarti pembengkakan biaya lagi:(
      Tiba-tiba saja terlintas satu kata … biopori! Segera saja saya browsing di internet, dan ketemulah dengan tulisan bapak.
      Kalau bapak tidak keberatan ditelepon, bolehkah saya minta no telp bapak?
      Kalau memang TTG ini signifikan, mending saya bikinkan biopori saja daripada saya naikkan ketinggian lantai dan bongkar atap rumah. Bukankah jauh lebih hemat daripada membongkar yang tidak-tidak? Bukan begitu pak?
      Bagaimana menurut Pak San?? Mohon masukannya ya pak.
      Salam hangat selalu,

      royws-surabaya
      0857 3123 6414
      royws777@gmail.com

      • Halo Pak Roy, kalau maksudnya peninggian lantai untuk menghindari banjir, saya pikir kurang relevan dengan biopori. Pembuatan lubang biopori efeknya jangka panjang, dan harus massif, tidak hanya dilakukan oleh satu-dua orang. Dalam jangka panjang diharapkan curahan air hujan bisa lebih cepat dan lebih banyak yang masuk kembali ke tanah, mengurangi genangan air di permukaan, dan mengurangi aliran air, misalnya ke sungai. Tapi terlepas dari pilihan untuk meninggikan lantai, saya tetap menyarankan untuk membuat lubang biopori.

        Salam. Dan semoga sukses dengan renovasi rumahnya :)

  5. terima kasih sharingnya, saya sedang cari2 info tentang praktek biopori. Saya sedang berencana membuat biopori di saluran air/got.

  6. Terima kasih christine, semoga anda mendapatkan yang dicari. Jangan lupa membuat saringan yang bagus pada tutup lubang biopori di saluran air/got, supaya gak sembarang benda masuk. Selamat berbioporia :-)

  7. Just ide. Bagaimana kalau pencinta biopori di seluruh tanah air membuat terobosan agar diadakan Festival Biopori. Yap, Jangan hanya balapan kendaraan saja yang dilombakan (yang jelas-jelas berkontribusi terhadap pemanasan global). he he..

  8. Mas, eh Daeng,

    Bagus skali ideta, tertarik bikin juga, Mo nanya:
    1. Apa gak ada bau yang keluar dari lubang biofori trus klo ada nanganinnya gimana?
    2. Pupuk yg dihasilkan “hanya” tersimpan di dalam lubang n gak diambil/dipindahkan k t4 lain?

    Tengkyu banget, salam buat Byru and Aqila.

  9. @marumpa: Terima kasih, itu ide bagus, pak. Saya juga sempat berpikir2 gimana kalo ada komunitas biopori, setidaknya dimulai dari forum dulu aja. Tapi rasanya agak berat juga memulai karena sebenarnya bukan saya pencetus biopori.

    @Emming: 1. Awalnya juga saya memikirkan soal bau tapi entah kenapa saya percaya dengan mekanisme yang akan terjadi tidak akan menimbulkan bau. Dan ternyata selama ini tidak pernah ada masalah bau, kecuali kalau hidung didekatkan sangat dekat pada lubang yang baru diisi sampah dapur yang memang sudah bau.
    2. Sementara ini begitu, saya belum berniat menggunakannya karena dengan dibiarkan juga akan jadi pupuk bagi tanaman yang ada di situ.

    Terima kasih juga, salam dari Om Tasmin akan disampaikan ke Byrru dan Aqila.

  10. Brother San, apakah kita dari Makassar juga. Soal na kubacaki komentar Emming, napanggilki Daeng. He he.

  11. @marumpa: kurang lebih seperti itulah :-)

  12. halo bang, salam kenal! mo nanya tapi OOT gapapa ya…gimana tinggal di MBR? lingkungannya adem gak? akses transportasi gampang gak? saya dan kel. ada rencana ambil rumah di situ, udah liat2 lokasinya… thanks sebelumnya.. ^_^

  13. @ipat salam kenal juga. Gak papa kok OOT, tapi sekedarnya aja :-) Bagi kami tinggal di MBR menyenangkan dan sesuai ekspektasi. Sejauh ini lingkungan OK dan akses transportasi gak masalah buat kami.

  14. mas, mohon izin saya ambil tulisannya untuk dilihatkan ke tetangga-tetangga saya ya…
    mencari contoh aplikasi biopori dalam kehidupan sehari-hari sehari-hari

    sedang ada kegiatan pemberdayaan di tempat saya,
    daripada ujung-ujungnya cuman mempercantik pos ronda …
    hehehe

    terima kasih

  15. @nien: silahkan diambil dan disebarluaskan, saya juga mendapatkan pengetahuannya secara bebas, karena memang harusnya ini disebarluaskan. moga-moga bermanfaat.

  16. wah…bagus nie…jujur ya…saya baru tau lho mengenai metode bipori ini.awalnya dari radio..lg ngebahas mengenai hari lingkungan hidup sedunia..nyebut2 biopori jg..trus saya jd penasaran.kebetulan liat situs ini.setelah saya baca..saya jd lebih tertarik nie..karena saya juga suka bgt sama tanam-tanaman..hehehe…
    boleh di print ya mas tulisannya..

    terim kasih :)

  17. @cory: Wah senang melihat semangat anda, silahkan di-print. Tapi harap diingat bahwa apa yang telah saya lakukan bukanlah cara terbaik dalam mempraktekkan biopori. Masih banyak kekurangan.

  18. […] 6 Juni 2008 Meskipun rumah saya berukuran kecil (tipe 29), saya bersyukur bahwa kami memiliki halaman yang lumayan, sekitar 25 meter persegi. Cukup luas sebagai tempat bermain anak-anak, tapi sebenarnya masih kurang leluasa untuk berkebun dengan berbagai tanaman buah. Tipe rumah saya aslinya hanya memiliki lahan 72 meter persegi. Karenanya, kami memilih kavling di sudut (hook), untuk mendapatkan tambahan lahan. Saya sengaja membiarkan halaman terbuka, tanpa kanopi (awning). Halaman rumah saya dominan dengan tanaman rumput gajah mini, dekat dengan pagar di bagian pinggir saya tanami bambu cina. Di sudut kanan ada mangga apel, yang katanya penampilan buahnya sangat menggiurkan tapi rasanya asam sepat luar biasa. Lalu di sudut kiri ada pohon cempaka dan jambu air mengapit bak sampah. Agak ke tengah di depan jendela ada sebuah pohon kenanga dan tiga pohon jeruk beda-beda jenis (purut, limau, nipis), dan sekumpulan miyana (lihat juga gambar-gambar di tulisan tentang biopori). […]

  19. Hebat… Terima kaih sharing infonya daeng Bokir… eh Hasan… Insya Allah, saya akan coba untuk bikin biopori di pekarangan rumah.. nampaknya akan banyak manfaatnya..

  20. Senang sudah berbagi, semoga bermanfaat buat rumah dan keluargamu.

  21. Iseng2 googling… eh ketemu blognya p’Hasan…
    makin adem aja rumahnya pak…
    cuma itu ada tanaman yang pake pot Bambu di tancap ke tanah unik juga… tolong sekalian di bahas disini pak..
    Salam

  22. Salam kenal lagi.
    Senang rasanya ada yang mengunjungi blog saya dan meninggalkan pesan. Jadi kita sealiran ya, aliran biopori… hahaha…
    Salam hijau!

    Mel

  23. @Heru: Terima kasih, Pak Heru sudah berkunjung. Soal tanaman pot bambu itu memang akan saya tuliskan juga di sini, insya Allah.

    @Mel: Terima kasih juga sudah berkunjung balik. Salam biopori, dan salam hijau!

  24. […] mengisi lubang biopori sehingga tanah pada lubang tidak ambrol (ini untuk lubang bipori permanen). Klik situs menarik ini tentag aplikasi sederhana […]

  25. Salam Kenal Pak.

    Wah senang sekali rasanya melihat sumur biopori yg rapi sekali. Terus terang, takjub saya melihatnya. Saya juga sangat bermimpi memiliki sumur resapan di rumah saya, namun berhubung beberapa tahun ini masih mengontrak di rumah yg full cor-coran, hal ini tidak bisa dilakukan.
    Nah kebetulan dalam waktu dekat saya yg berprofesi sbg Kontraktor ini (baca: ngontrak sana-ngontrak sini) akan meninggalkan kontrakan lama ke tempat yg “lebih hijau” (halaman agak luas), saya sangat ingin merealisasikan secepat mungkin lobang biopori itu.
    Permasalahannya adalah, saya sangat kekurangan litelatur mengenai cara2 membuat lubang biopori itu.
    Mulai dari :
    1. Dimana beli alat pengebornya, atau kalau toh harus buat sendiri, seperti apa bentuknya…
    2. Sampah2 yang bisa dimasukkan… dan berapa m3 lubang yg ideal dalam 1m2 halaman.
    3. Berapa jarak antar lubang.
    4. Tingkat kesehatan lingkungan halaman kita mengingat kita menanam sampah dengan permukaan terbuka. Artinya berapa cm minimal jarak yg harus disisakan antara permukaan sampah dalam lubang dengan permukaan tanah pada bibir lubang, mengingat saya juga memiliki anak kecil yg masih suka bermain2 di halaman.

    Sekian dulu, semoga bapak berkenan meluangkan waktu untuk memberi pencerahan pada saya.

    O iya, saya juga bermimpi apa jadinya jika seandainya 10% saja warga Jabodetabek mau membuat lubang biopori di rumahnya atau pengembang perumahan mau menginvestasikan 0.1% saja dari luas lahannya “ditanami” lubang biopori?

  26. salam kenal pak..
    1 jam yang lalu saya baru saja menyelesaikan ‘lubang2 biopori sebanyak 7 lubang,dr pagi dibantu dengan tkg yg biasa ‘melubangi ‘halaman tetangga tetangga saya..didaerah jakapermai bekasi barat..dan baru 2 hr yang lalu jg informasi ttg biopori didapat dari sosialisasi warga setempat..sedemikian lama karena ternyata saya punya tanah “keras” sekali dan disana sini penuh dengan akar akar pohon2 tnggi ..alhasil memang berhasil dng 7 lubang itu..ini sekedar sharing saja…begini .jaman dullllu duluuuu sekali..kalau kita ingat2 lagi..orang tua kita dulu pernah ga ya punya tong tong sampah ? seingat saya sampah masuk kedalam tanah halaman rumah.. dikubur begitu.. barangkali dulu judulnya bukan biopori ya pak….terimakasih sy akan sering2 kunjungi web anda…

  27. He..he..he..
    Iya juga ya, saya masih ingat itu, Sekitar 25-30 th yg lalu waktu kami masih di kampung, dan memiliki rumah dengan halaman yg luas, seringkali orang tua saya membuat lubang yang sangat besar (mungkin 1x1x0.5 m) lalu dibuat sbg tempat sampah utk jangka waktu sekitar 1-2 minggu. Setelah agak penuh, beliau menimbunnya. kemudian selang beberapa lama, beliau membuat lubang lagi di tempat yang lain. Hal itu rutin dilakukan hampir setiap bulan sampai akhirnya posisi lubang yg pertama kembali digali.

    Sampai sekarang saya tidak pernah berfikir ke situ (biopori) , dan tidak pernah menanyakan fungsinya. Saya pikir itu suatu hal yang lumrah utk melenyapkan sampah.
    Namun kalau dipikir lebih lanjut.. untuk apa ya beliau gali tutup lubang, sementara beliau juga sering membuang & membakar sampah2 lain di pekarangan yg sama…

  28. Salam Pak Doddy, terima kasih atas kunjungannya. Menurut hemat saya, Bapak bisa menemukan jawaban atas semua pertanyaan Bapak di http://www.biopori.com, terutama 1 s/d 3. Mengenai nomor 4, itulah sebabnya kita menggunakan penutup (dalam hal ini saya menggunakan loster) dengan dudukannya yg diperkuat, supaya kaki kita tidak kejeblos.

    Saya pikir 10% itu akan sangat berarti, saya setuju dengan Pak Doddy.

  29. Salam kenal Ibu Ida, terima kasih atas kunjungannya. Selamat ya, sudah berhasil membuat lubang biopori, semoga terus bermanfaat bagi Ibu sekeluarga. Kalau tanah keras harusnya masih bisa tembus kalo terus diusahakan. Sebenarnya dari 30-an lubang biopori yang saya buat, beberapa di antaranya hanya sekitar 40-50 cm karena ketemu batu yg sangat keras.

    Kalo jaman orang tua dulu seperti yang Ibu bilang, itu sekarang masih ada yang mempraktekan. Itu metode pembuatan kompos yang sederhana. Saya pikir biopori sekarang ini gak terlepas juga dari pengalaman orang-orang tua kita dulu.

  30. Terima kasih atas tulisannya yang bermanfaat ini. Saya mohon izin mengutip sebagian isi web ini untuk sosialisasi biopori ke masyarakat pada acara 17 an tahun ini. Semoga menjadi amal ibadah dan bermanfaat buat kita semua, Amin….

  31. Pak Iwan: terima kasih atas kunjungannya. Silahkan mengutip tulisan ini, semoga bermanfaat.

  32. makasih kreatifitas bioporinya, maaf aku caba kenalkan untuk semua yang bisa kujangkau, untuk kita semua kan ini ??

  33. Menurut saya lubang biopori kurang efektif kalo mulutnya disemen dan dikasih loster san.
    LRB saya cuma lubang yg disumpal sampah organik sampai penuh lalu ditutup kembali pake rumput.
    Triknya: sampah organik diakumulasi dulu sampe kira2 2 ember kecil. Lalu dimasukkan ke 1 LRB sampai penuh.
    Kelemahannya: beberapa hari kemudian permukaan turun akibat proses dekomposisi sampah, Tapi diakalin dgn disumpal lagi.
    San, menurut saya mending inves sebatang bor biopori seharga 100ribuan daripada hire tukang utk gali lubang.
    Cukup worthed punya bor itu karena fungsinya selain bikin lubang juga utk ngeluarin sampah yg sudah jadi kompos.
    Sejak jadi bioporiman, 2 kali sebulan saya fitness gratis di taman muter, tekan, angkat alat bor.
    OK san.. small action for big changes.

  34. @asri: silahkan, semoga lebih bermanfaat

    @tumpal: gak efektif gimana maksudnya ya, dari sisi apa? di rumahku produksi sampah dapur organik relatif rendah, malah gak efektif kalau diakumulasi dulu, jadi dimasukkan ke lubang biopori ya setiap hari.

    kalo soal tukang gali itu sekalian meneruskan kerjaan aja, karena mereka juga yang melakukan pekerjaan renovasi rumah :D

    secara keseluruhan tipsnya menarik dan menambah wawasan, thanks udah berbagi juga di sini :)

  35. alo om onta, tanya:
    1. apakah ada ketentuan jarak minimal LRB ke sumur dalam?
    2. kalo penutup lobangnya ndak rapat, apakah baunya ndak keluar?

  36. @edpratomo:

    1. belum pernah nemu, punya saya lebih dari 3 meter karena sumur berada jauh di belakang
    2. bau nggak keluar karena diserap tanah, lubang ditutup untuk mencegah kaki kejeblos, juga supaya menghalangi tikus dan kecoa masuk lubang

    demikian kakek onta :D

  37. Lobang biopori saya promosikan dengan manfaat sebagai berikut:
    Untuk menampung sampah basah dari rumah tangga
    Untuk mengendalikan kebersihan lingkungan
    Untuk penggemburan/pemupukan tanah
    Membantu resapan air ke dalam tanah
    Pengendalian air tergenang dilingkungan rumah.

    Bili
    0817 9891 602

    Terima kasih atas tambahan infonya —san

  38. Mulailah dari diri sendiri dan mulailah dari SEKARANG….. (Kata AA’ tuh) .. wah yang didaerah kota hujan bogor aja udah bikin.. gimana kita yang dijakarta? tertarik menerima tantangan…? Saya baru mulai pesan alatnya ke mas wahyu di ipb, rencananya mau bikin juga.. mudah2an bisa memberikan sedikit sumbangan buat kelestarian alam ya mas…. sukses n galiiii teruuussss..

  39. Salam kenal. Saya baru berhasil bikin 7 lubang secara bertahap, di halaman rumah. Sebagian sudah saya isi dengan sampah organik. Cuma memang saya belum perkeras mulut lubang dengan semen, jadi beberapa kali sewaktu hujan ada sebagian tanah yang tergerus. Ada beberapa pertanyaan: 1. Apakah konsep biopori adalah juga untuk meresap “air kotor” (ex cuci pakaian/ piring / mandi, yang tentunya tercampur sabun / detergen). Dengan kata lain, apakah baik jika diterapkan di saluran pembuangan air / got? 2.Sampah organik: tentunya setelah proses dekomposisi tanah, lama-kelamaan lubangnya akan penuh. Apakah sampah (yang sudah menjadi kompos) perlu diambil lagi, atau dibiarkan saja disana. Jika diambil, apakah dengan menggunakan bor kembali? 3.Merujuk pada comment pak Tumpal, jika ditutup kembali dengan rumput, apakah tetap efektif menyerap air? thanks

  40. mohon dirimkan gambar membuat bor tanah untuk pembuatan biopori. karana kana saya buat dalam rangka Lomba Lingkungan Sekolah Sehat Tingkat Nasional bulan Desember 2008. dan biopori akan saya kembangkan dengan membuat biopori untuk lingkungan sekotar SMPN 1 Pandaan pada radius 500 meter dari sekolah.
    terima kasih atas bantuanya. mari kita selamatkan bumi kita!!!!

  41. San,
    akhirnya gue panen kompos.
    Silakan lirik website saya
    http://tehpoci.multiply.com/journal/item/17/Panen_Kompos_Biopori

    Small action for BIG changes.

  42. fian: 1. Biopori bukan utk air berbahan kimia. Kalau tempatnya jauh dari sumur sih dialiri air kotor non kimiawi ngga apa2 (IMHO). Bahkan semua biopori harus agak jauh dari sumur karena proses dekomposisi anaerob menghasilkan air lindi (sludge) yg berbakteri.
    2. Kompos boleh diambil boleh ngga. Kebetulan saya lagi butuh kompos jadi saya ambil lagi. Cara ambilnya dgn bor lagi (lihat website saya).
    3. Rumput dgn ketebalan 3cm tidak pengaruh dgn daya resap air. Sudah saya coba di halaman rumah saya. Lama kelamaan rumput itu bukan hanya jadi “wig” yg hanya nempel tapi malah berakar ke dalam lubang. Tapi selama makhluk2 kecil hidup di dalam lubang, mereka akan tetap membuat pori-pori tanah bukan hanya di lubang tapi juga ke sekitar lubang.

  43. Pak Tumpal, thanks sharingnya.

  44. @bili: terima kasih

    @naufal: selamat berbioporia, semoga menambah manfaat buat diri sendiri dan lingkungan. ditunggu cerita-ceritanya lho pak

    @nachwan: saya tidak punya gambar-gambar untuk membuat bor tanah, pak. kalau gambar-gambar di tulisan ini silahkan digunakan sesuai peruntukannya

  45. @tumpal: selamat atas panen komposnya, dan makasih udah kasih jawaban untuk pertanyaan fian.

    @fian: selamat telah membuat 7 lubang, tambah lagi, pak hehehe. sekedar menambahkan jawaban tumpal:

    1. biopori itu pada dasarnya multifungsi seperti yang sudah dijelaskan. jika diterapkan di got, berarti hanya untuk resapan air.

    2. kalaupun tidak diambil, lama-lama juga akan turun lagi. jadi penting juga untuk memperhatikan laju pertambahan sampah dapur dan kecepatan penguraian. yang terbaik memang mengambil kompos yang sudah jadi dan menggunakannya sebagai mana mestinya.

    3. menurut saya tidak efektif jika ditutup dengan rumput. air harus leluasa masuk ke lubang biopori, karena salah satu fungsinya mengurangi genangan air.

  46. @tumpal:

    Kalau gak langsung dipake, kompos bisa diangin-anginkan untuk mengurangi/menghilangkan kadar air. selain sekam, bisa juga dicampur pasir, karena salah satu komposisi media tanam yang baik adalah tanah:pupuk:pasir 1:1:1

    Daerah kelapa gading adalah victim dari akibat orang2 di upstream ngga pada bikin sumur resapan.
    Upstream: Bogor, Bekasi, Depok, dan sekitarnya.

    Gak juga, Pal. Daerah rendah jadi victim dari orang-orang yang salah mengurus wilayah masing-masing, dari upstream hingga downstream, baik pejabat maupun masyarakat. Bukan semata-mata karena mereka nggak bikin resapan air.

  47. Pak, Salam sukses slalu.
    LBR yg berfungsi sebagai resapan air hujan dan penyedia nutrisi bagi tanaman melalui sampah organik yang ditimbun di LBR. Saya mau sharing : apakah sudah diteliti masalah pencemaran airtanah khususnya airtanah bebas akibat proses pembusukan sampah dalam hal ini pada saat kondisi hujan dan air yang masuk ke LBR melarutkan produk hasil fermentasi dan bergerak dalam aliran tanah. Hal ini saya tanyakan, dari hasil pengamatan saya di TPA-TPA mempunyai dampak salah satunya pencemaran air tanah pada saat terjadi hujan. Terima kasih. Sukses selalu.

    • Pikiran yang sangat relevan, Pak Michael. Saya akan mempelajari lagi, mencari tahu literatur terkait. Terima kasih.

  48. bung san, mau nanya,
    setelah dilubangin itu tanahnya,
    apakah di lubang di masukkin pipa paralon
    setinggi lubang supaya menahan tanah tidak ambrol?
    atau emang tidak perlu & past tidak ambrol tanahnya?
    thx buat infonya.

  49. tenkyoooouuuuuuuuu yupz!
    bagus nie buat tambah2 karya tulis saya!

  50. Saya sudah membuat biopori seperti bapak. Yang ingin saya tanyakan : apakah lubang bisa dibuat di ekat bangunan bertingkat, mengingat sebelah rumah saya rumah bertingkat. Apakah lubang resepan tersebut tidak mengganngu pondasi tembok sebelah rumah ? Terima kasih atas infonya.

  51. terimakasih atas artikel yang sangat mengagumkan ini.saya mau membuat karya tulis tentang teknik LRB ini yang ternyata sudah populer di bogor dan jakarta. Smoga dapat diterapkan di kota-kota lain seluruh Indonesia sebagai investasi masa depan bangsa zamrud khatulistiwa ini.Mohon bantuan tentang penerapan teknik LRB ini,,salam dr saya-natiq di jogja-

  52. Artikelnya sungguh bagus…

    Pak, etika jurnalistik
    Mohon izin untuk mengambil gambar dan tulisan mengenai lubang Biopori ini untuk bahan penulisan pada Blog saya.

    Agar pengalaman bapak dalam membuat lubang Biopori ini semakin tersebar luas. Tentunya saya akan menuliskan pula sumber tulisan, yakni dari https://hasant.wordpress.com.

    Terima kasih sebelumnya dan saya menunggu persetujuan dari bapak. Salam sukses selalu…

  53. ada sedikit kekuatiran,
    jangan2 biopori bisa jadi sarang ular
    hhiiiiiiiii….
    beralasan nggak kekuatiran ini??

  54. terimakasih atas info ttg bioporinya yg sangat bagus
    saya mohon izin untuk menyadurnya dalam catatan saya di FB
    terimakasih..
    sukses selalu..

  55. wah… lagi cari2 referensi biopori ternyata dapat orang sekomplek. saya juga di MBR. tapi belom pindah kesana, lagi renovasi. saya di blok H. bapak di blok mana?

  56. Lagi ingin coba buat lubang biopori nih, tapi kepikiran apa ngga diadul-adul tikus ya isi sampahnya, jangan2 malah pada nyarang di situ. Soalnya di halaman depan banyak tikusnya.

  57. Alat biopori OK banget dech, saya bisa dapat berkah dengan banyaknya pesanan ke saya.

  58. ..sy senang membaca blog bpk mengenai bipori ini dan ada beberapa komentar yg katanya takut tikus ama ular yg katanya nanti bersarang..namun sy ada sedikit ide..seperti di gbr “loster penutup lubang biopori” ..rumah losternya kan berbentuk kotak..nah sebelum lubang ditutup pake loster mungkin bpk bisa taruh kawat nyamuk yg dari aluminium atau sejenisnya yang telah dipotong berbentuk kotak sesuai ukuran loster..jadi letak kawat nyamuk dibawah loster atau ditekan/ditindih oleh loster sehingga tikus atau ular tidak bisa bersarang disana dan juga jika ada barang2 kita yg keci mis. kunci yg jatuh ke dalam lubang loster tertahan oleh kawat nyamuk itu..
    moga idenya bisa diterima..salam go green..

  59. anda sangat rajin dan kreatif. salut buat anda dan terima kasih buat infonya, segera akan saya praktekkan di rumah..

  60. Terimakasih idenya. Jadi ingin ikut melestarikan lingkungan, mudah2 an apabila rumah sudah terbeli bisa ikut berbiopori ria. Doakan saya segera punya rumah, lagi proses nih :)

  61. saya apresiasi upaya dan idenya pak. saya juga ingin membuat lubang biopori di rumah. Tapi masalahnya lahan rumah sangat sempit dan oleh pengembang sebagian besar sudah dikeraskan dengan semen, apakah masih mungkin untuk dibuat lubang biopori dgn kondisi tersebut?
    terimakasih…keep go green

  62. ok deh idenya, yuk kita semua berbuat u/ bangsa walaupun cuma hal kecil yg bs kt lakuin paling ngak udah ngurangin beban kerja dinas kebersihan dan kl u/ diri kita sendiri yg langsung kt rasakan apabila kita lakuin bareng2 satu RT pasti terasa manfaatnya spt kampung hijau pasar minggu jakarta selatan yg sukses program bioporinya skr bebas banjir dan sangat rindang. Kita mulai yuk dr diri kt ndiri dan kt coba sebarkan pd lingkungan sekitar dan paling mudah sdr kita. Dan buat semangat adain lomba antar RT yg sukses program bioporinya.

  63. Mohon iji copy ya pak…saya jg berencana mau buat LRB di rumah yang akan saya renovasi. bermanfaat banget nih tulisannya.. Mudah2an saya bisa mewujudkan LRB di rumah saya… Makasih ya utk ilmunya…

  64. Bagi yang ingin mengutip dari blog ini saya persilakan, untuk tujuan apapun. Jangan lupa cantumkan URL blog. Semoga bermanfaat.

  65. mmm…klo pake loster gitu, apa ga bakal kluar binatang2 aneh pak ? kayak kecoa gitu ? .. soalnya ngeri jg klo malah jd sarangnya gitu.. ^_^

    • di bagian bawah loster sudah saya tambahkan kawat kassa untuk mencegah binatang semacam kecoa dan tikus keluar masuk dengan leluasa.

  66. Tulisan & karyanya keren & inspiratif banget. Membuat saya semangat untuk berbiopori.

    Teknik membuat LBR dengan ditutupi dengan loster yang ditambahkan kawat kasa dibawahnya sangat bagus dan berguna selain menambah dekorasi halaman rumah.

    Mari jaga bumi ini untuk anak cucu kita…

  67. Saya minta pendapat.

    Ketika saya membor tanah untuk membuat biopori, baru sekitar 40cm sudah terlihat air tanah. Apakah proses pem-bor-an tersebut dapat diteruskan sampai kedalaman 100cm seperti yang dianjurkan?

    Bila dapat diteruskan, efektifkah bila membuang sampah organik ke dalam lubang biopori yang berair tersebut.

    Pendapat dan sarannya kami tunggu. Terima kasih.

    • saya tidak menyarankan untuk diteruskan. salah satu fungsi lubang biopori adalah untuk meresapkan air, bukan menampung air. selain tidak efektif untuk proses pembuatan kompos, dalam jangka waktu yg cukup lama cenderung berpotensi bagi nyamuk untuk berkembang biak.

  68. makasih kak atas infonya..
    keren2..

  69. saya jga minta izin nih kak buat ngekopi ini..
    untuk melakukan percobaan dirumah..
    terima kasih nih kak sebelumnya.. :)

  70. Salam kenal Pak, Selamat siang, terimakasih artikelnya.
    Saya sangat tertarik dengan cara Bapak membuat biopori. Pak, apakah serangga/serangga kecil (Kecoa, semut, dll) tidak bermunculan mengingat sampah sisa makanan kecuali dikonsumsi oleh bakteri dalam lubang tentunya juga menarik serangga ini untuk ikut mencicipi ? Mohon infonya.

    • serangga bisa dicegah dengan penutup yg bagus, asal tidak menghalangi masuknya air. saya sendiri tidak begitu menghiraukan jika banyak serangga ikut mencicipi isi LRB. lebih baik daripada masuk ke rumah dan mencicipi makanan kita :)

  71. Teman-teman yang ingin membuat lubang resapan biopori dilingkungannya silahkan menghubungi CV.EPRISTARI
    http://cv-eperistari.blogspot.com
    Tersedia juga alat-alat untuk pengolahan sampah organik rumah tangga, seperti Alat Pencacah Sampah Organik harga mulai dari Rp.750rb/unit, Keranjang TAKAKURA, Komposter, dll.

    Alamat Workshopnya :
    Taman Pondok Cabe Blok C3/5-7 Ciputat – Pamulang 15418 Jakarta -Tangerang Selatan
    Telp.: 021 93829785 / 0816 160 7263 (Bpk. PRIMADIA)

  72. kira-kira biaya yang dihabiskan berapa ya? tertarik untuk membuat lubang biopori

  73. Biopori cara bagus jika dapat dilakukakan dengan tepat yaitu kolektif,namun yang paling menghambat saya kira dg adanya dipatentkan oleh IPB bahkan bukan penemunya karena jika tidak dipatentkan semua orang bisa membuatnya dan kalaupun bisa diproduksi bebas oleh siapa saja harga akan menjadi murah sekali dan akan mudah didapatkan dimana saja.

    selain cara membuat biopori yg harus disosialisasikan adalah juga cara membuat alat biopori ,sehingga banyak orang dari segala lapisan masyarakat kaya dan miskin bahkan rumah kumuh yg ingin membuatnya punya akses yg mudah dan murah sekali utk membuatnya.

    jika hanya tahu membuat biopori tapi tdk punya alat atau relatif sulit mendapatkanya ini hanya hal yg tdk ada artinya,

    pilihan nya ada 2 lakukan secara kolektif dengan membuka akses mudah dan murah seluas2 nya.

    atau tdk usah dilakukan sama sekali karena nantinya sepertinya kita melakukan sesuatu namun sebenarnya tidak ada artinya sama sekali seperti menanggulangi banjir memerlukan 10 juta biopori namun hanya dapat dibuat ribuan biopori percuma sia -sia

    Harus ada kebijakan yang kolektif dan regional selebihnya hanya keramaian yg tidak ada pengaruhnya

    • Biopori sangat bermanfaat karena selain mencegah banjir, meningkatkan kwalitas air tanah dan membuat kompos pribadi serta memanfaatkan sampah organik namun kalau utk mendapatkan alat atau membuat alatnya saja relatif sulit dan tdk menyentuh semua lapisan masyarakat sehingga menghambat untuk dilakukan oleh banyak orang semua itu hanya sia sia,

      sepertinya bagus manfaat namun sebenarnya tidak banyak pengaruhnya. mari kita bentuk kondisi sehingga bisa dilakukan beramai ramai harus ada akses mudah dan , murah ….. baru ada manfaatnya

      • buat saya pribadi banyak pengaruhnya. air lebih cepat meresap, tanaman mendapatkan persediaan nutrisi (dari pupuk yg terolah di LRB). untuk pencegahan banjir, memang harus dilakukan secara kolektif, bukan cuma di bogor tapi juga di tempat-tempat lain.

  74. Salam kenal..
    saya sangat tertarik dengan artikel biopori ini dan saya juga punya rencana untuk membuat LRB di halaman rumah. Namun demikian ada hal yang ingin saya tanyakan yaitu berapa jarak idel LRB dengan :
    1. Pondasi rumah
    2. lubang sumur bor
    3. Septic tank.
    mohon penjelasanya mengingat lahan rumah yang terbatas.

    • saya tidak punya panduan pasti. saya membuat lubang-lubang biopori berjarak rata-rata 1,5 – 2 m dari titik-titik tersebut (pondasi, sumur bor, septic tank).

  75. Sebenernya sih alat untuk membuat biopori gampang didapatkan, kami punya dua tipe, yaitu tipe putar dan dan U, tipe putar cocok untuk tanah berpasir, sedang tipe U cocok untuk tanah liat, kalau berkenan silahkan cek web kami :-D

  76. ijin ngelink untuk blog saya http://kopeling.blogspot.com/. terimakasih…

  77. Saya di prcayai sama pak bos untuk membuat pupuk kompos, jadi saya tidak tahu menau. Tentang pupuk kompos, mungkin saya coba seperti anda tulis di blog ini. Mudah2an sukses. Amin

  78. Terimakasih atas tulisannya , menjadi inspirasi buat saya untuk membuat biopori di rumah saya , dan mudah mudahan bisa mengajak tetangga di sekitar rumah untuk membuat hal yang sama . Salam kenal
    Ronald Sitorus
    Medan Sunggal

  79. Keren mas infonya. jadi seneng nanem kayak gini hasilnya

  80. Bagus artikelnya. Karena Biopori sangat bermanfaat karena selain mencegah banjir, meningkatkan kwalitas air tanah dan membuat kompos pribadi serta memanfaatkan sampah organik namun kalau utk mendapatkan alat atau membuat alatnya saja relatif sulit dan tdk menyentuh semua lapisan masyarakat sehingga menghambat untuk dilakukan oleh banyak orang semua itu hanya sia sia,

  81. Thanks informasinya gan

  82. Terima kasih Tuhan, dipertemukan dengan blog ini. Saya di halaman rumah baru bikin 2 lubang biopori dengan kedalaman 1 m, tanah banyak mengandung lempung, Efek yang terasa dengan 2 lubang, genangan sehabis hujan deras seketika hilang, biasanya bisa sampai 1 jam baru surut. Dan saya sedang mencari tahu lebih dalam mengenai 1. Jarak antar lubang dan lubang dengan sumur, pondasi, septic tank dll
    2. Apakah kompos harus dipanen.
    Dan blog Pak San menjawab pertanyaan saya.
    Sekedar berbagi, saya menggunakan pralon 4″ untuk bibir lubang (40 cm, dan penutupnya (dop) saya bor membentuk lubang kecil2. Jadi kalau mau memasukkan sampah (tiap pagi hari) saya angkat pralon tersebut.
    Saya akan teruskan membuat lubang. Target selanjutnya membuat lubang di seputaran tanaman buah yang sudah ada di halaman rumah.
    Sukses untuk P. San, dan keluarga. Salam lubang biopori …

Tinggalkan Balasan ke san Batalkan balasan